Selasa, 10 Desember 2013

"Saat Cinta Belajar Bicara"



Di setiap tubuhmu ada sepotong cinta yang sedang engkau dekap erat. Sayap-sayapnya kau biarkan membentang antara langit dan bumi, antara kita dan mereka. Kemilau bulu-bulunya kau hias dengan sutra dari surge agar kelak jika bulu-bulu itu terlepas dari jasadnya akan berguna bagi jutaan nyawa. Kau pelihara cinta dengan cinta, dan terkadang kau bunuh cinta dengan cinta. Hari-harimu cahaya bersamanya, dalam senyum dan keluh mesra.
Di setiap tubuhmu ada sepotong cinta yang belum bisa mengeja kata-kata bersemayam dalam maqam pikiran mu. Sepotong cinta itu kau biarkan menari saja tanpa arti, untuk sekali-sekali kau pandangi dengan benci atau senyum penuh arti. Terkadang kau biarkan ia telanjang dengan melepaskan semua sutra surge dan membuangnya dalam parit neraka, tanpa ada secuil pun yang tersisa. Terkadang kau biarkan ia mengoceh dan menyemburkan kata-kata tak berirama sehingga membuat ribuan manusia mati suri! Terkadang kau terlalu memproteknya, menyumpal mulutnya hingga ia tak bisa melantunkan kau eja dari nurani mu. Biarkanlah cinta bicara apa adanya, dengan mengepakkan sayap-sayapnya dan memamerkan kemilau sutra surga. Kau ajari ia bicara dengan referensi kata-kata yang berasal dari kamus nurani dan Qurani, agar kelak ketika cinta sudah dewasa, ia telah bisa bicara tanpa eja, agar kelak ia bisa bicara penuh makna.
Inilah cinta! Cinta adalah sebuah ketulusan. Adalah sebuah lukisan jiwa membuat kita mengerti akan makna memberi, berbagi. Cinta bukanlah bualan yang sering diumbar para pejaka pada pacar barunya yang entah keberapa. Cinta hanyalah milik orang-orang yang memiliki kebeningan hati untuk tidak pernah mengharapkan sesuatu dari perasaannya terhadap yang ia cintai.

“Segalanya Tentang Rindu”



Rindu adalah sesuatu yang lahir dari kalbu. Rindu adalah wujud cinta tertanam dalam. Tak ada yang salah dengan rindu, jika rindu itu menancap di hatimu, biarkan ia mengalirkan darahmu kepada yang paling dirindu. Maknailah kerinduan dengan sebuah taman yang akan menyuburkan keimanan, yang akan menumbuhkan buah-buah segar dalam pohon bernama “kehidupan”.
Rindu terbit dari rasa cinta. Ketahuilah bahwa rindumu pada-Nya adalah rindu yang di dalamnya tersimpan kekuatan Mahadahsyat, bahkan jikalau rindu itu ditikam lawan, maka rindu itu akan tetap bersemayam dalam jiwamu. Tetap mengisi hari-harimu, tetap melekat dalam jiwamu. Karena inilah sebenarnya hakikat rindu. Kerinduan yang sampai pada taraf keinginan yang kuat untuk bisa berjumpa dengan-Nya, untuk bisa menatap wajah-Nya. Rindu adalah kekuatan, dan kekuatan akan melahirkan ketaatan.
Rindu adalah bongkahan batu yang harus kau pecah! Harus kau hancurkan! Menjadi butir-butir temu di titik beku. Karena sejatinya, jika engkau merindu, tak ada yang lebih indah pada akhirnya dari sebuah perjumpaan. Namun mungkin hari ini kau belum bisa menemukan perjumpaan besar. Hanya bisa menemukan perjumpaan-perjumpaan kecil dalam rakaat-rakaat panjang. Tapi ketahuilah bahwa perjumpaan kecil itu akan mengokohkan rindumu untuk kemudian pecah saar perjumpaan besar digelar. Itulah puncak kenikmatan. Ketika rindu yang dipendam bertahun-tahun menjelma keterpesonaan dan keindahan di singgasana Tuhan. Ketika engkau menatap wajah Tuhan dengan mata telanjang. Engkau pun bahagia.

Cinta Tak Harus Memiliki



Dalam makna memberi, posisi kita sangat kuat.
Kita tak perlu kecewa atau terhina dengan penolakan, atau lemah atau melankolik saat kasih kandas karena Takdir-Nya…sebab disini kita justru sedang melakukan sebuah pekerjaan jiwa yang besar dan agung: Mencintai. (M.Anis Matta dalam Serial Cinta)

Mungkin suatu saat kita mencintai seseorang. Sebuah perasaan cinta yang sangat meluap. Namun justru rasa cinta itu berbalas benci, dendam, penolakan atau bahkan penghinaan dan caci maki. Maka bagi orang yang memiliki jiwa pecinta sejati, hal itu tak akan menurunkan harga dirinya sedikit pun sebagai seorang manusia. Ia tak akan kecewa atau memutar haluan cinta pada arah berlawanan jika itu terjadi. Seperti Rasulullah yang membalas penghinaan seseorang  yang meludahinya setiap hari dengan mendo’akan pelakunya, bahkan menjenguknya ketika sakit. Justru disaat-saat itulah pembuktian ketulusan cinta tertampakkan. Justru disaat-saat itulah seharusnya aktivitas mencintai mencapai derajat tinggi dan suci.
Begitu pun dengan kisah cinta dua insan berbeda jenis. Fitrah cinta seharusnya tak boleh terkotori oleh hal-hal yang merusak kesuciannya, hanya karena disebabkan sang cinta bertepuk sebelah tangan. Seharusnya ia sadar bahwa cinta di luar ikatan sah perkawinan adalah cinta parsial. Ia belum boleh mengekspresikannya secara utuh, karena cinta yang ia miliki bukanlah sebuah cinta yang menghalalkan kedekatan. Cintanya belum bertemu takdir di satu titik sah bernama pernikahan.
Kalau ternyata cinta itu memang kandas di tengah jalan, pahamilah sebagai takdir lain yang akan mempertemukan cinta dengan takdir di satu titik lain. Jika memang cinta pertama tak berujung pelaminan, maka tak perlu kecewa atau berduka. Cinta tak selamanya harus memiliki. Pekerjaan cinta hanyalah member. Memberi sebanyak-banyaknya. Memiliki bukanlah tujuan. Mungkin ia hanya harapan atau lebih tepatnya hadiah dari ketulusan member yang dilakukan.
Jika cinta membuat kita dihargai dan dihormati, jika cinta kita diterima, maka ucapkanlah syukur. Kita boleh berbahagia dengannya. Tetapi jika cinta membuat kita dihina dan di benci, jika cinta di tolak, maka kita juga bersyukur, karena pada saat itulah cinta yang paling raya turun pada kita. Cinta dari sang Pemilik Cinta.

Oleh: Rafif Amir dalam Muhasabah Cinta

MENCINTAI dan DICINTAI



Jika kau dihadapkan pada suatu pilihan, manakah yang akan kau pilih, mencintai ataukah dicintai? Begitu Tanya seorang saudara pada saya suatu ketika. Bagaimanakah jawaban mu jika pertanyaan itu juga dihadapkan padamu?
Jelas, saya akan memilih mencintai, meski tanpa dicintai. Karena aktivitas mencintai adalah fitrah insani yang identik dengan member. Sebuah ekspresi hati untuk menghilangkan derita. Suatu manifestasi positif dari rasa bahagia. Pada saat kau mencintai kau akan merasakan dadamu begitu lapang. Merasakan kesejukan.
Aktivitas mencintai sangat mungkin diupayakan, karena ia hadir dalam diri setelah terlebih dahulu kita mencuci kelam dan energy negative yang bersemayam. Ia akan datang setelah sandaran mutlak pada cahaya kita lekatkan. Aktivitas mencintai sangat mungkin kita lakukan. Sedangkan mengharapkan dicintai adalah suatu kemungkinan yang nisbi. Ia bisa hadir disaat kita benar-benar membutuhkannya, namun bisa jadi tak ada sama sekali. Jika harapan itu terlalu besar, maka yang terjadi hanyalah kecewa. Aktivitas dicintai adalah karma terhadap sebuah aktivitas mencintai. Ia akan datang dengan sendirinya jika kita benar dan tulus dalam mencintai.
Namun demikian, mengharap dicintai adalah sah-sah saja. Sebagai manusia, kerap kali itu menimpa kita. Tapi kenisbian yang ada di dalamnya tak bisa kita hilangkan. Mungkin, suatu saat kita merasa dicintai, padahal sesungguhnya kita sedang dikasihani. Mungkin pula suatu saat kita merasa dicintai, padahal sesungguhnya kita sedang dibenci. Mengukur cinta pada jiwa yang berbeda adalah sebuah hal yang sulit. Berbeda dengan cinta yang kita hadirkan dalam jiwa kita sendiri. Begitu cinta itu hadir, kita akan segera merasakan keberadaannya. Dan secara sadar kita tahu bahwa itu cinta.
Sebab itu, jika engkau terluka, jika engkau mengharap energy cinta untuk membuatmu bahagia dan merasa lebih berharga. Hadirkanlah cinta dalam dirimu. Bukan menunggu cinta datang padamu. Karena sesungguhnya, obat itu ada padamu.

Oleh: Rafif Amir dalam Muhasabah Cinta