Dalam
makna memberi, posisi kita sangat kuat.
Kita
tak perlu kecewa atau terhina dengan penolakan, atau lemah atau melankolik saat
kasih kandas karena Takdir-Nya…sebab disini kita justru sedang melakukan sebuah
pekerjaan jiwa yang besar dan agung: Mencintai. (M.Anis Matta dalam Serial
Cinta)
Mungkin suatu saat kita mencintai
seseorang. Sebuah perasaan cinta yang sangat meluap. Namun justru rasa cinta
itu berbalas benci, dendam, penolakan atau bahkan penghinaan dan caci maki.
Maka bagi orang yang memiliki jiwa pecinta sejati, hal itu tak akan menurunkan
harga dirinya sedikit pun sebagai seorang manusia. Ia tak akan kecewa atau
memutar haluan cinta pada arah berlawanan jika itu terjadi. Seperti Rasulullah
yang membalas penghinaan seseorang yang
meludahinya setiap hari dengan mendo’akan pelakunya, bahkan menjenguknya ketika
sakit. Justru disaat-saat itulah pembuktian ketulusan cinta tertampakkan.
Justru disaat-saat itulah seharusnya aktivitas mencintai mencapai derajat
tinggi dan suci.
Begitu pun dengan kisah cinta dua insan
berbeda jenis. Fitrah cinta seharusnya tak boleh terkotori oleh hal-hal yang
merusak kesuciannya, hanya karena disebabkan sang cinta bertepuk sebelah
tangan. Seharusnya ia sadar bahwa cinta di luar ikatan sah perkawinan adalah
cinta parsial. Ia belum boleh mengekspresikannya secara utuh, karena cinta yang
ia miliki bukanlah sebuah cinta yang menghalalkan kedekatan. Cintanya belum
bertemu takdir di satu titik sah bernama pernikahan.
Kalau ternyata cinta itu memang
kandas di tengah jalan, pahamilah sebagai takdir lain yang akan mempertemukan
cinta dengan takdir di satu titik lain. Jika memang cinta pertama tak berujung
pelaminan, maka tak perlu kecewa atau berduka. Cinta tak selamanya harus
memiliki. Pekerjaan cinta hanyalah member. Memberi sebanyak-banyaknya. Memiliki
bukanlah tujuan. Mungkin ia hanya harapan atau lebih tepatnya hadiah dari
ketulusan member yang dilakukan.
Jika cinta membuat kita dihargai dan
dihormati, jika cinta kita diterima, maka ucapkanlah syukur. Kita boleh
berbahagia dengannya. Tetapi jika cinta membuat kita dihina dan di benci, jika
cinta di tolak, maka kita juga bersyukur, karena pada saat itulah cinta yang
paling raya turun pada kita. Cinta dari sang Pemilik Cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar