Selasa, 10 Desember 2013

MENCINTAI dan DICINTAI



Jika kau dihadapkan pada suatu pilihan, manakah yang akan kau pilih, mencintai ataukah dicintai? Begitu Tanya seorang saudara pada saya suatu ketika. Bagaimanakah jawaban mu jika pertanyaan itu juga dihadapkan padamu?
Jelas, saya akan memilih mencintai, meski tanpa dicintai. Karena aktivitas mencintai adalah fitrah insani yang identik dengan member. Sebuah ekspresi hati untuk menghilangkan derita. Suatu manifestasi positif dari rasa bahagia. Pada saat kau mencintai kau akan merasakan dadamu begitu lapang. Merasakan kesejukan.
Aktivitas mencintai sangat mungkin diupayakan, karena ia hadir dalam diri setelah terlebih dahulu kita mencuci kelam dan energy negative yang bersemayam. Ia akan datang setelah sandaran mutlak pada cahaya kita lekatkan. Aktivitas mencintai sangat mungkin kita lakukan. Sedangkan mengharapkan dicintai adalah suatu kemungkinan yang nisbi. Ia bisa hadir disaat kita benar-benar membutuhkannya, namun bisa jadi tak ada sama sekali. Jika harapan itu terlalu besar, maka yang terjadi hanyalah kecewa. Aktivitas dicintai adalah karma terhadap sebuah aktivitas mencintai. Ia akan datang dengan sendirinya jika kita benar dan tulus dalam mencintai.
Namun demikian, mengharap dicintai adalah sah-sah saja. Sebagai manusia, kerap kali itu menimpa kita. Tapi kenisbian yang ada di dalamnya tak bisa kita hilangkan. Mungkin, suatu saat kita merasa dicintai, padahal sesungguhnya kita sedang dikasihani. Mungkin pula suatu saat kita merasa dicintai, padahal sesungguhnya kita sedang dibenci. Mengukur cinta pada jiwa yang berbeda adalah sebuah hal yang sulit. Berbeda dengan cinta yang kita hadirkan dalam jiwa kita sendiri. Begitu cinta itu hadir, kita akan segera merasakan keberadaannya. Dan secara sadar kita tahu bahwa itu cinta.
Sebab itu, jika engkau terluka, jika engkau mengharap energy cinta untuk membuatmu bahagia dan merasa lebih berharga. Hadirkanlah cinta dalam dirimu. Bukan menunggu cinta datang padamu. Karena sesungguhnya, obat itu ada padamu.

Oleh: Rafif Amir dalam Muhasabah Cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar